Jumat, 20 Agustus 2010

PANTAI LIANG, AMBON MALUKU

Posted by infowisata01.blogspot.com 12.39, under |

Pantai Hunimua, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, biasa disebut Pantai Liang, menempati peringkat pertama terindah di Indonesia berdasarkan hasil penelitian Badan PBB yang mengurusi pembangunan global (UNDP) tahun 1990. "Keindahan Pantai Hunimua mengalahkan Bunaken yang berada pada peringkat ketiga atau pantai-pantai lainnya di Indonesia," kata Wakil Gubernur (Wagub) Said Assagaff di sela acara Pagelaran Seni dan Budaya antara dua negeri bersaudara Liang dan Waai di pantai tersebut. Pantai Hunimua atau Pantai Liang menempati urutan tertinggi karena memiliki panorama bawah laut yang sangat memikat. "Bagi anda yang gemar diving (menyelam), bisa menikmati keindahan bawah laut (terutama pada lokasi) 50 meter dari tepi pantai," katanya. Dia mengimbau masyarakat setempat mendukug upaya pembangunan objek wisata tersebut agar tidak tertinggal jauh dibandingkan Pantai Bunaken. Dulu, menurut Wagub, niat Jepang mengembangkan wilayah itu terkendala konflik internal antarmasyarakat Liang, menyebabkan Negeri Sakura itu akhirnya berinvestasi di Bunaken. "Masyarakat kita di sini tidak siap. Mereka saling klaim soal tanah sehingga menyebabkan Jepang mengalihkan investasinya ke Bunaken yang masyaratnya lebih siap," kata Wagub. Wagub lalu mengajak masyarakat di dua negeri adat itu, khususnya Liang, bersatu membangun negeri terutama untuk menyambut kegiatan pelayaran bertaraf internasional Sail Banda 2010 yang akan berlangsung pada Juli-Agustus 2010. "Pantai ini juga disertakan sebagai daerah tujuan wisata Sail Banda. Itu sebabnya kita harus bersatu membangun daerah ini. Saya yakin, suatu ketika kawasan ini akan berkembang pesat," katanya. Dijelaskan, Pemerintah Provinsi Maluku sedang menggalakkan pertumbuhan pembangunan di berbagai sektor yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat serta membangun perdamaian sejati di daerah bekas konflik ini.

PANTAI NATSEPA, AMBON

Posted by infowisata01.blogspot.com 12.27, under |

Pantai Natsepa yang terletak di Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, merupakan lokasi wisata yang sangat dikenal di Kota Ambon. Pantai yang terletak sekitar 18 KM dari pusat Kota Ambon tersebut sering menjadi pilihan warga Kota yang ingin menikmati hari liburnya. Pantai ini landai, lebar dan sangat terkenal sejak dulu, dengan pasir putihnya yang halus. Untuk mencapai pantai ini dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan baik roda dua maupun roda empat, atau angkutan umum trayek suli, memasukki daerah wisata ini, pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan diluar pantai dengan deretan penjual-penjual rujak maupun makanan lainnya. Rujak Natsepa atau Rujak Suli sudah sangat terkenal bagi masyrakat Kota Ambon, penganan yang dijual dengan harga Rp. 5.000 satu porsi ini, sangat asyik dinikmati sambil menikmati. Objek Wisata ini menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dinikmati oleh para pengunjung antara lain beberapa shelter yang dapat digunakan sambil menikmati indahnya pantai dan pemandangan Teluk Baguala. Tarif masuk ke lokasi wisata ini, untuk orang dewasa dipungut biaya sebesar Rp. 1.000,- kendaraan roda dua Rp. 1.000,- dan kendaraan roda empat Rp. 2.000,-. Menikamti hari libur di pantai yang sangat indah ini, para pengunjung juga dapat menikmati berbagai pertunjukkan yang diberikan pengelola, pertunjukkan itu antara lain atraksi bambu gila, ataupun permain lainnya.

Senin, 09 Agustus 2010

RUMAH BUNG HATTA, BANDA NAIRA

Posted by infowisata01.blogspot.com 12.16, under |

Tempat tinggal Bung Hatta ketika beliau di asingkan diBanda Naira oleh Belanda pada tahun 1936. Bung Hatta diasingkan di Banda Naira bersama Bung Sjahrir. Mereka berdua dipindahkan dari tempat pengasingan sebelumnya di Boven Digul dan mereka tiba di Banda Naira dengan sebuah kapal yang bernama Fommal Haut. Di Rumah Pengasingan Bung Hatta, pengunjung dapat melihat barang-barang peninggalan Bung Hatta sewaktu di Banda Naira. Setelan jas, mesin tik, tempat tidur, meja makan, meja kerja dan benda-benda peninggalan lainnya dapat dilihat di sini. Bagian belakang gedung rumah pengasingan Bung Hatta, terdapat sebuah gedung yang dijadikan sebagai sekolah pada waktu itu.

RUMAH BUNG SJAHRIR, BANDA NAIRA

Posted by infowisata01.blogspot.com 12.14, under |

Rumah tempat tinggal Bung Sjahrir ketika beliau di asingkan ke Banda Naira bersama Bung Hatta pada tahun 1936. Beliau diasingkan di Banda Naira setelah diasingkan di Boven Digul. Beliau bersama Bung Hatta membuat sebuah sekolah pada waktu itu di rumah pengasingan Bung Hatta. Kini, nama Bung Sjahrir dan Bung Hatta diabadikan sebagai nama sebuah mesjid dan sebuah sekolah tinggi di Banda Naira.

PULAU BANDA NAIRA

Posted by infowisata01.blogspot.com 12.06, under |

Pulau Banda Naira merupakan pulau utama dalam gugusan kepulauan Banda. meskipun bukan pulau terbesar, pulau ini merupakan ibukota kecamatan banda. kota itu sendiri bernama Naira atau sebagian orag menyebutnya Neira yang terletak sebelah selatan pulau ini. pada bagian utara terdapat perkebunan pala di daerah yang bernama Lautaka dan Mangkubatu.

ISTANA MINI, BANDA NAIRA

Posted by infowisata01.blogspot.com 12.02, under |

Istana Mini adalah sebuah gedung administrasi pemerintah Belanda ketika Belanda menjajah kepulauan Banda. Gedung ini digunakan oleh Jan Pieter San Coen saat ditugaskan oleh kerajaan Belanda untuk mengurusi monopoli perdagangan di Kepualauan banda. Bila dilihat secara seksama, gedung ini menyerupai istana presiden RI (Istana Merdeka) yang ada di Jakarta. Dan memang gedung ini merupakan bentuk mini dari Istana Merdeka, namun Istana Mini lebih dulu dibangun dari Istana Merdeka.

PATUNG PANGERAN WILLIEM III, BANDA NAIRA

Posted by infowisata01.blogspot.com 11.50, under |

Patung Ini dibuat dalam rangka memperingati 25 tahun pemerintahan Wiliem III di Kepulauan Banda. Wiliem III menjadi kepala pemerintahan di Banda Naira pada tahun 1850-1875. Letak patung ini masih dalam area Istana Mini. Ada yang menyebutkan bahwa patung ini terbuat dari besi. Ada pula yang mengatakan bahwa patung ini terbuat dari tembaga, dan sebagaian lagi mengatakan bahwa patung ini terbuat dari perunggu. Namun yang jelas bahwa patung ini terbuat dari logam.

BENTENG NASSAU, BANDA NAIRA 1608

Posted by infowisata01.blogspot.com 11.45, under |

Benteng Nassau, dibangun oleh pemerintahan belanda di Banda Naira pada tahun 1608. Pemerintahan Belanda pada waktu mendirikan benteng ini dengan memanfaatkan bekas bangunan benteng yang pernah dibuat oleh Portugis pada tahun 1512. Di benteng inilah para pejuang Banda Naira dibantai oleh Jan Pieter San Coen. Mereka dibantai dengan cara dipenggal kepalanya dan dipotong-potong tubuh mereka menjadi empat bagian. Dengan tuduhan menentang Pemerintahan Belanda, 40 pejuang banda ini dibantai secara sadis dan tidak manusiawi.

BENTENG BELGICA, BANDA NAIRA

Posted by infowisata01.blogspot.com 11.27, under |

Bagunan pentagon ini dibangun oleh Pemerintahan Belanda di atas sebuah bukit. Tahun 1611, Benteng ini didirikan tidak jauh dari lokasi benteng Nassau. Dengan lima buah bastion, bentengini mampu memantau teluk Banda dari segala arah. Selain itu, tujuan benteng ini di dirikan adalah untuk memantau benteng Nassau. Kini benteng Belgica masih berdiri dengan utuh beserta meriam-meriam yang digunakan pada masanya.

BANDA SAIL 2010 BERAKHIR SUKSES

Posted by infowisata01.blogspot.com 11.21, under |

Kapal layar Convergence asal Amerika Serikat meraih juara pertama lomba kapal layar Sail Banda dengan rute Darwin, Australia-Banda-Ambon. Mereka mengalahkan 10 kapal layar lain yang mengikuti lomba tersebut. Pengumuman pemenang dilakukan saat upacara penyambutan para peserta kapal layar Sail Banda di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon, Selasa (3/8/2010). Kapten kapal layar Convergence, Randolph Kent Repass, memperoleh piala dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berikut uang tunai Rp 10 juta. Juara kedua adalah kapal layar Pegasus dari Inggris dengan kapten kapal bernama Jason Lawrence. Adapun juara ketiga kapal layar Catspaw dari Australia dengan kapten kapalnya Peter Richard. Juara kedua dan ketiga, selain memperoleh piala, juga memperoleh uang tunai masing-masing Rp 9 juta dan Rp 8 juta. Penyerahan hadiah dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Samsu Muarif dan Wakil Gubernur Maluku Said Assagaff. Selain penyerahan hadiah, para peserta kapal layar dari 24 kapal layar yang telah tiba di Ambon dihibur berbagai jenis tarian adat Maluku, pakaian adat Maluku, dan juga dihibur oleh nyanyian artis-artis ibu kota asal Maluku, yaitu Andre Hehanusa, Harvey Malaiholo, dan Pasto.

TRADISI KUBUR KERBAU DI BALI

Posted by infowisata01.blogspot.com 11.18, under |

Warga Desa Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali, memiliki tradisi berupa tradisi menguburkan kerbau liar. "Kerbau dikubur, karena binatang itu tidak boleh dibunuh hingga tua dan akhirnya mati, kecuali untuk kepentingan kegiatan ritual keagamaan," kata tokoh Desa Adat Tenganan, Karangasem, I Nyoman Sadra, Senin (9/8/2010). Masyarakat Tenganan Pegringsingan selama ini dikenal dengan tradisi Makare-kare atau Perang Pandan (Mageret Pandan) yang dipersembahkan kepada Dewa Indra selaku Dewa Perang dan dipercayai mampu mengusir malapetaka. Ia mengatakan, kerbau liar yang mati karena usia tua tidak boleh dikuburkan sembarangan. Penguburan dilakukan oleh warga setempat yang terhimpun dalam kelompok "Gumi Pulangan". Warga kelompok tersebut saat menguburkan kerbau liar tidak bisa menggunakan pakaian sembarangan, namun harus menggunakan pakaian adat lengkap Desa Adat Pegringsingan serta membawa keris. Nyoman Sadra menjelaskan, kerbau yang hidup secara liar dalam lingkungan desa jika digunakan untuk keperluan upacara agama, juga harus diseleksi, dipilih yang betul-betul memenuhi syarat. "Kerbau yang bisa digunakan untuk upacara agama adalah kerbau jantan yang bersih tanpa noda. Dalam artian, binatang tersebut tidak boleh ada cacat fisiknya seperti luka," ucapnya. Ia menambahkan, sebelum dipotong untuk upacara, kerbau tersebut terlebih dahulu diupacarai ke Pura Kandang, yang berlokasi di tengah perkampungan desa setempat. "Usai upacara permohonan izin kepada Dewa Kerbau itu, barulah kerbau liar itu bisa dipotong," ungkapnya. Sementara itu, hingga saat ini populasi kerbau liar di Tenganan Pegringsingan sekitar 30 ekor. Pihak desa tidak pernah melakukan pembatasan terhadap populasi Kerbau itu, karena keberadaan kerbau itu hidup dan mati dengan sendirinya. Pembatasan populasi kerbau liar itu, sambung Sadra berlangsung secara alamiah. Kadang kerbau tersebut akan mati dengan sendirinya karena kesalahan makan (seperti makan belalang unggas) maupun terpeleset ke sungai.

OBYEK WISATA BARU BALI, CANDI BAWAH LAUT

Posted by infowisata01.blogspot.com 11.11, under |

Sepanjang hari ini muncul heboh penemuan candi bawah laut yang disebut-sebut berada di antara Laut Jawa dan Bali. Bahkan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berjanji menurunkan tim untuk mengecek benar-tidaknya kabar tersebut meski sempat meragukan kebenarannya. Namun, misteri candi bawah laut tersebut kini telah terpecahkan. Candi tersebut memang benar ada, tepatnya di daerah Pemuteran, perairan Bali utara. Namun, candi tersebut bukanlah peninggalan arkeologis melainkan candi buatan yang sengaja dibangun di kawasan konservasi terumbu karang. Hal tersebut dikatakan Paul M Turley, pemilik Sea Rover Dive Center yang mengambil foto-foto kontroversial tersebut, seperti dilansir situs the Jakarta Globe. Candi buatan yang diberi nama Taman Pura itu dibangun mulai tahun 2005 pada kedalaman 15-29 meter.
Kawasan tersebut merupakan bagian dari proyek konservasi terumbu karang Reef Gardiners yang mendapat dukungan dana dari Australian Agency for International Development (AusAid). Di sana terdapat 10 patung dan sebuah struktur candi yang kini sudah diselimuti karang.